Selasa, 28 Oktober 2014

Makalah Kritik Sastra




Kritik Sastra
 

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HKBP NOMENSEN PEMATANGSIANTAR
 2014
 



 
BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang Masalah
Banyak orang yang kurang senang mendengar kata “kritik”. Mengapa demikian? Karena kalau mendengar kata itu, asosiasi orang itu biasanya tertuju pada hal – hal yang kurang baik, cacian, makian, ejekan, dan lain-lain . Nilai kata kritik itu dianggap sangat buruk bagi mereka.
Kritik itu dapat dibagi atas dua jenis diantaranya, kritik yang membangun dan kritik yang menjatuhkan. Akan tetapi pada hakekatnya semua kritik itu adalah membangun. Pada masa dulu juga orang merasa senang bila karyanya diberi pujian atau sanjungan sekalipun karya tersebut jauh dari kata bernilai.
Akan tetapi pada zaman sekarang para seniman atau pengarang justru meminta para kritikus untuk memberi penilaian atau kritik atas hasil karyanya. Karena dengan demikian dia akan mengetahui dimana letak kekurangan atau kebaikan hasil karyanya dan dapat pula dipergunakan sebagai pedoman dalam karya – karya selanjutnya.
Sedangkan kritik sastra merupakan sumbangan yang dapat diberikan oleh para peneliti sastra bagi perkembangan dan pembinaan sastra. Secara singkat, kritik sastra dapat didefinisikan sebagai hasil usaha pembaca dalam mencari dan menentukan nilai hakiki karya sastra lewat pemahaman dan penafsiran sistematik yang dinyatakan dalam bentuk tertulis.   
Seorang pembaca sastra dapat membuat kritik sastra yang baik apabila dia betul-betul menaruh minat pada sastra, terlatih kepekaan citanya, dan mendalami serta menilai tinggi pengalaman manusiawinya. Yang dimaksud dengan mendalami serta menilai tinggi pengalaman manusiawi adalah menunjukan kerelaan psikologinya untuk menyelami dunia karya sastra, kemampuan untuk membeda-bedakan pengalaman secara mendasar, dan kejernihan budi untuk menentukan macam-macam nilai.
Mengingat bahwa tradisi kritik sastra di Indonesia masih sangat muda lebih dari sastra Indonesia yang usianya belum mencapai satu abad, masih banyak persoalan tentang kritik sastra yang harus dipelajari dan dialami oleh peneliti sastra, agar sumbangannya dapat sesuai dengan hakikat dan tujuan dari kritik sastra.
Sehubungan dengan ini kiranya pantas bahasa Indonesia masih sangat terbatas hingga banyak dari persoalan-persoalan tersebut dalam menguasai bahasa.
Sebelum lebih jauh lagi, kali ini kita akan membahas lebih dalam lagi apa sebenarnya yang dimaksud dengan kritik sastra.


1.2         Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan kritik sastra?
2.      Bagaimana latar belakang munculnya kritik sastra?
3.      Siapa saja yang tokoh yang terlibat dalam perkembangan kritik sastra?


1.3         Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui latar belakang munculnya kritik sastra
2.      Untuk mengetahui pengertian dari kritik sastra
3.      Untuk mengetahui tokoh – tokoh yang terlibat dalam kritik sastra







BAB II
PEMBAHASAN
Latar Belakang dan Pengertian Kritik Sastra
Istilah dan pengertian kritik sastra baru muncul ketika para sastrawan Indonesia mendapat pendidikan dengan sistem Eropa pada awal abad ke-20 beriringan dengan lahirnya kaum Formalis Rusia. Gagasan – gagasannya muncul dari dua kelompok ilmuwan yang bergabung dalam Lingkaran Linguistik Moskow (Moscow Linguistic Circle) yang terbentuk tahun 1915 dan Society for the study of Poetic Language (OPOYAZ) yang dibentuk pada tahun 1916 di Petrograd. Para Ilmuwan itu bersepakat untuk menolak asumsi – asumsi  analisis teks yang umum dipakai pada abad ke-19, terutama yang menganggap bahwa analisis teks dapat dilakukan dengan pendekatan psikologis dan biografis, dimana karya sastra diperlakukan sebagai ekspresi pandangan dunia pengarangnya.
Sebelum itu, penilaian karya-karya sastra dalam bahasa daerah didasarkan pada kepercayaan, agama, dan mistik.  Kapan pertama kali kritik sastra dipergunakan di Indonesia tidak dapat diketahui dengan pasti. Namun, kritik sastra mulai mendapat perhatian di Indonesia setelah terbitnya kumpulan karangan "Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Essay" karya H.B. Jassin.
Ada beberapa istilah kritik sastra yang muncul di Indonesia dalam perkembangannya, yaitu kritik sastra impresionistis, akademis, dan sekretaris. Ketiga istilah tersebut muncul sebelum perang hingga tahun 1950-an. Kritik sastra impresionistis tidak didasari pengetahuan ilmiah dan hadir sebagai pengetahuan elementer untuk pengajaran di sekolah menengah. Barulah muncul kritik sastra akademis pada tahun 1950-an yang dimulai oleh para kritikus kompeten secara ilmiah dari Universitas Indonesia. Pada tahun 1960-an muncul aliran kritik baru yang dipelopori oleh kalangan seniman dan pengarang sendiri. Aliran ini menggunakan pendekatan bercirikan pandangan yang sangat subjektif menurut kritik dari pengarang sendiri. Hal ini berbeda dengan aliran sebelumnya yang menggunakan pendekatan akademis yang kritis analitis maupun strukturalis. Aliran baru ini menggunakan pendekatan yang disebut Ganzeith-approach.
Secara etimologis, kata kritik berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata krinein (menghakimi, membanding, menimbang). Kata krinein menjadi bentuk dasar bagi kata kreterion (dasar, pertimbangan, penghakiman).Orang yang melakukan pertimbangan/penghakiman disebut krites yang berarti hakim. Bentuk krites inilah yang menjadi dasar kata  Secara harafiah, kritik sastra adalah upaya menentukan nilai hakiki karya sastra dalam bentuk memberi pujian, mengatakan kesalahan, memberi pertimbangan lewat pemahaman dan penafsiran yang sistemik
Beberapa pendapat para ahli tentang kritik sastra, diantaranya:
·         H.B. Jassin mengatakan, kritik sastra merupakan pertimbangan baik buruknya karya sastra penerangan dan penghakiman karya sastra.
·         Tarigan, pengamatan yang teliti, perbandingan yang tepat serta pertimbangan yang adil terhadap baik buruknya kualitas, nilai kebenaran suatu karya sastra.
·         Hardjana,sebagai hasil usaha pembaca dalam mencari dan menemukan nilai hakiki karya sastra lewat pemahaman dan penafsiran sistematika yang dinyatakan dalam bentuk tertulis.
·         Graham Hough (dalam Pradopo), kritik sastra itu bukan hanya terbatas pada penyuntingan dan penetapan teks, interpretasi, dan pertimbangan nilai, melainkan meliputi masalah yang lebih luas tentang kesusasteraan, untuk apa, dan bagaimana hubungannya dengan masalah – masalah kemanusiaan yang lain.
·         M.H.Abrahams, kritik sastra adalah studi yang berhubungan dengan pendefenisian, penggolongan, penguraian, (analisis) dan penilaian (evaluasi) karya sastra.
·         Rene Wellek, kritik sastra merupakan studi sastra yang langsung berhadapan dengan karya sastra, secara langsung membicarakan karya sastra dengan penekanan dan penilaian.
Secara umum bahwa kritik sastra itu adalah salah satu cabang ilmu sastra yang menghakimi suatu karya sastra. Kritik sastra menncakup penilaian guna memberi keputusan bermutu tidaknya suatu karya sastra Dalam kritik sastra suatu karya sastra diuraikan (dianalisis) unsur – unsur  atau norma – normanya, diselidiki satu per satu, bernilai atau kurang bernilaikah karya sastra tersebut.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kritik  adalah kecaman atau tanggapan, atau kupasan kadang – kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruknya terhadap suatu karya sastra.
Sedangkan kritikus adalah orang yang cakap dalam menimbang kualitas ataupun keindahan – keindahan dari berbagai benda, terutama sekali mengenai karya sastra dan seni. Kritikus adalah seseorang yang pekerjaannya mengamati dengan teliti, memperbandingkan dengan tepat serta mempertimbangkan dengan adil baik buruknya kualitas, nilai kebenaran sesuatu.
Dalam KBBI, kritikus adalah orang yang ahli dalam memberikan pertimbangan (pembahasan) tentang baik buruknya suatu karya.
 Tokoh-tokoh Kritik Sastra di Indonesia
Tokoh-tokoh kritik sastra di Indonesia dalam perkembangannya adalah:
Fungsi Kritik Sastra
Kritik sastra merupakan studi sastra yang secara langsung berhadapan dengan karya sastra dengan fokus utama penilaian. Sementara fungsi kritik sastra adalah :
1.      Mengembangkan ilmu sastra sendiri. Kritik sastra dapat mengembangkan teori sastra dan sejarah sastra.
2.       Mengembangkan kesusastraan. Kritik sastra mengembangkan kesusastraan suatu bangsa dengan penilaiannya.
3.       Memberikan masukan terhadap masyarakat umum.Hasil analisis kritik sastra dapat membantu masyarakat dalam memahami dan mengapresiasi suatu karya sastra.
Kritik sastra juga dibagi berdasarkan tipe sejarah sastra dan kritik sastra, yaitu sebagai berikut :
1.      Impresionistik
2.      Kesejarahan
3.      Textual
4.      Formal
5.      Yudisial
6.      Analitik
7.      Moral
8.      Mitik
        Bila dilihat dari hakikat suatu karya sastra yang merupakan suatu keutuhan, suatu kebutuhan yang berdiri sendiri, maka kritik sastra dapat pula dibagi atas tiga aspek. Ketiga aspek kritik itu disejajarkan dengan ketiga aspek sastra sebagai suatu bentuk karya seni. Aspek – aspek itu adalah pertama, sastra itu merupakan suatu fenomena atau gejala sejarah, yakni sebagai hasil karya dan seorang seniman yang datang dari suatu lingkungan tertentu dengan kebudayaan tertentu yang tidak lepas dari rangkaian sejarah. Kedua, suatu karya sastra pastilah merupakan pengejawantahan karya yang menandai karya – karya sastra yang lain, termasuk di dalamnya aliran, permasalahan, dan kebudayaan yang sama atau hampir sama dengan karya sastra tersebut. Ketiga, karya sastra sebagaimana juga dengan karya sastra yang lain, berbeda – beda tingkat pencapaiannya sebagai karya seni, begitu juga dengan kebenaran yang diungkapkan dan kepentingannya pada kehidupan masyarakat. Tegasnya, suatu karya sastra mempunyai tingkatan sendiri dalam hal kesempurnaan dan mempunyai pandangan sendiri tentang nilai – nilai.
        Bertolak dari pendirian itu, maka seorang kritikus yang jelilah yang dapat mengamati aspek – aspek perbedaan dan kesamaan suatu karya sastra dengan karya sastra yang lain. Ketepatan pengamatan seorang kritikus tentulah didasarkan pada keluasan pengalaman, pengetahuan, pendidikan, dan minatnya yang besar. Dengan itu pula seorang kritikus dapat menghasilkan suatu pandangan serta getaran hati yang lebih halus dibandingkan dengan pembaca biasa. Oleh sebab itu kritik sastrapun menghendaki ketiga aspek seperti yang dikemukakan di atas.Dalam fungsi menafsirkan dan menilai, kritikus dapat menghadapkan dirinya kepada public pembaca awam dan dapat pulak menghadapkan dirinya kepada pencipta.
        Ada kecenderungan khusus pada kritik kesusasteraan yaitu bahwa pada umumnya bersifat kontemporer. Dan kecenderunga inilah yang memberikan kesempatan pada kritik itu, yang mengabdikan diri sepenuhnya kepada pembinaan, peningkatan kejiwaan bangsa, dan kepada pengangkatan kejiwaan manusia. Kritik berdedikasi kepada modernisasi. Dengan kritik dapat diharapkan agar dihindarkan alienasi yang sering terjadi antara sastrawan, pencipta, dan masyarakat. Kritik hendaknya menjembati jurang itu, sehingga kesusasteraan menjadi bagian yang integral dengan kehidupan budaya manusia.
Jadi kesusasteraan mempunyai fungsi dalam masyarakat. Bagaimana fungsi ini bergantung kepada pelaksanaan fungsi itu.
        Hubungan komunikasi antar karya sastra dengan kritikus disebut komunikasi kritika. Komunikasi ini bisa positif dan bisa negatif, penilaian ini harus ada alasannya yang harus ditarik dalam karya sastra itu. Subjektivitas penilaian dapat diimbangi dan diperkecil dengan menarik semua alasan dari eksistensi karya sastra itu sendiri.
        Kritik pada umumnya bersifat eksplisit yang bertugas membongkar semuanya untuk menjelaskan semuanya. Dalam kritik sastra yang baik senantiasa tersimpan pendirian kritikus tentang hakikat dan fungsi kesusasteraan itu sendiri. Disini nyata pertalian anatra kritik dan estetika.
        Dalam melaksanakan kritik sastra ini membutuhkan bantuan ilmu – ilmu kerabat tertentu, antara lain:
1.      Untuk hal – hal yang mengenai lapisan idealisasi
2.      Untuk hal – hal yang mengenai lapisan aktualisasi
Akan tetapi kritik sastra itu sendiri tidak boleh tergelincir menjadi ilmu kerabat itu sendiri.



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
        Kata kritik berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata krinein (menghakimi, membanding, menimbang). Kritik sastra itu adalah salah satu cabang ilmu sastra yang menghakimi suatu karya sastra. Kritik sastra menncakup penilaian guna memberi keputusan bermutu tidaknya suatu karya sastra Dalam kritik sastra suatu karya sastra diuraikan (dianalisis) unsur – unsur  atau norma – normanya, diselidiki satu per satu, bernilai atau kurang bernilaikah karya sastra tersebut.
      Sedangkan kritikus adalah orang yang cakap dalam menimbang kualitas ataupun keindahan – keindahan dari berbagai benda, terutama sekali mengenai karya sastra dan seni. Kritikus adalah seseorang yang pekerjaannya mengamati dengan teliti, memperbandingkan dengan tepat serta mempertimbangkan dengan adil baik buruknya kualitas, nilai kebenaran sesuatu.

3.2 Kritik dan saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang tulisan di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentu dapat di pertanggungjawabkan.Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.